Thursday, April 18, 2013

Scandinavian Myth, Odin and Ymir



 English

Odin and Ymir
In the beginning of time, there was nothing: neither sand, nor sea, nor cool waves. Neither the heaven nor earth existed. Instead, long before the earth was made, Niflheim was made, and in it a spring gave rise to twelve rivers. To the south was Muspell, a region of heat and brightness guarded by Surt, a giant who carried a flaming sword. To the north was frigid Ginnungagap, where the rivers froze and all was ice. Where the sparks and warm winds of Muspell reached the south side of frigid Ginnungagap, the ice thawed and dripped, and from the drips thickened and formed the shape of a man. His name was Ymir, the first of and ancestor of the frost-giants.
As the ice dripped more, it formed a cow, and from her tears flowed four rivers of milk that fed Ymir. The cow fed on the salt of the rime ice, and as she licked a man's head began to emerge. By the end of the third day of her licking, the whole man had emerged, and his name was Buri. He had a son named Bor, who married Bestla, a daughter of one of the giants. Bor and Bestla had three sons, one of whom was Odin, the most powerful of the gods.
Ymir was a frost-giant, but not a god, and eventually he turned to evil. After a struggle between the giant and the young gods, Bor's three sons killed Ymir. So much blood flowed from his wounds that all the frost-giants were drowned but one, who survived only by builiding an ark for himself and his familly. Bor's sons dragged Ymir's immense body to the center of Ginnungagap, and from him they made the earth. Ymir's blood became the sea, his bones became the rocks and crags, and his hair became the trees. Bor's sons took Ymir's skull and with it made the sky. In it they fixed sparks and molten slag from Muspell to make the stars, and other sparks they set to move in paths just below the sky. They threw Ymir's brains into the sky and made the clouds. The earth is a disk, and they set up Ymir's eyelashes to keep the giants at the edges of that disk.
On the sea shore, Bor's sons found two logs and made people out of them. One son gave them breath and life, the second son gave them consciousness and movement, and the third gave them faces, speech, hearing, and sight. From this man and woman came all humans thereafter, just as all the gods were descended from the sons of Bor.
Odin and his brothers had set up the sky and stars, but otherwise they left the heavens unlit. Long afterwards, one of the descendants of those first two people that the brothers created had two children. Those two children were so beautiful that their father named the son Moon and the daughter Sol. The gods were jealous already and, when they heard of the father's arrogance, they pulled the brother and sister up to the sky and set them to work. Sol drives the chariot that carries the sun across the skies, and she drives so fast across the skies of the northland because she is chased by a giant wolf each day. Moon likewise takes a course across the sky each night, but not so swiftly because he is not so harried.
The gods did leave one pathway from earth to heaven. That is the bridge that appears in the sky as a rainbow, and its perfect arc and brilliant colors are a sign of its origin with the gods. It nonetheless will not last forever, because it will break when the men of Muspell try to cross it into heaven.

Indonesia 

Odin dan Ymir
Pada awal terciptanya semesta, belum ada apa-apa, baik pasir, lautan, maupun gelombang laut. Langit maupun bumi juga belum tercipta. Namun, jauh sebelum bumi tercipta, Niflheim sudah ada, dan di sana mata air sudah mengucur di dua belas hulu sungai. Di sebelah selatan Niflheim adalah Muspell, suatu daerah panas dan cerah yang dijaga oleh Surt, seekor raksasa yang membawa pedang menyala. Di sebelah utara  Niflheim adalah daerah Ginnungagap yang dingin, di mana sungai-sungai membeku menjadi es. Di saat bara dan udara hangat dari Muspell mencapai sisi selatan Ginnungagap yang dingin, es mulai mencair dan menetes, dan dari tetesan air yang menggumpal terbentuklah seorang pria. Namanya adalah Ymir, manusia pertama dan nenek moyang para raksasa es.
Saat es mencair lagi, terbentuklah seekor sapi betina, dan dari air matanya mengalirlah empat sungai susu yang menhidupi Ymir. Sapi itu menjilati garam dari kristal embun, dan saat dia menjilat, kepala seorang manusia mulai tercipta. Hingga tiga hari dia menjilati embun itu, terciptalah seorang manusia seutuhnya, yang bernama Buri. Buri memiliki seorang putra yang bernama Bor, yang menikah dengan Bestla, putri dari salah satu raksasa. Bor dan Bestla memiliki tiga orang anak, salah satu anaknya bernama Odin, yang merupakan dewa paling kuat diantara para dewa.
Ymir adalah seekor raksasa es, namun dia bukan dewa, dan akhirnya dia berubah menjadi jahat. Setelah pertarungan antara raksasa dan para dewa muda, tiga putra Bor berhasil membunuh Ymir. Begitu banyak darah mengalir dari luka Ymir sehingga hampir semua raksasa es tenggelam dalam darahnya, hanya satu raksasa yang selamat dengan membangun sebuah kapal besar untuk melindungi dirinya dan keluarganya. Para putra Bor menyeret mayat Ymir yang besar menuju pusat Ginnungagap, dan dari mayatnya terciptalah bumi. Darah Ymir menjadi lautan, tulang-tulangnya menjadi bebatuan dan tebing, dan rambutnya menjadi pepohonan. Para putra Bor mengambil tengkorak Ymir dan menciptakan langit dengan itu. Di dalam  tengkoraknya mereka mencampurkan percikan api dan logam cair dari Muspell untuk menciptakan bintang-bintang, dan percikan api lain mereka campurkan agar bisa bergerak di garis edar langit. Mereka melemparkan otak Ymir ke angkasa dan terciptalah awan. Bumi adalah sebuah cakram, dan mereka menggunakan bulu mata Ymir untuk menjauhkan raksasa agar tetap di tepi cakram tersebut.
Di tepi laut, para Putra Bor menemukan dua potong kayu lalu terciptalah seorang pria dan wanita dari kayu tersebut. Anak pertama memberikan nafas dan roh, putra kedua memberikan nurani dan mobilitas, dan putra ketiga memberi mereka wajah, suara, pendengaran, dan penglihatan. Dari pria dan wanita ini lahirlah umat manusia setelahnya, sama seperti dewa-dewa yang tercipta dari para Putra Bor.
Odin dan saudara-saudaranya telah menciptakan langit dan bintang-bintang, tetapi sebaliknya mereka melupakan surga yang masih gelap. Lama setelah itu, salah satu keturunan dari dua orang pertama yang putra-putra Bor ciptakan memiliki dua orang anak. Kedua anak itu begitu elok parasnya sehingga ayah mereka menamai si putra Moon dan dan si putri Sol. Para dewa iri, ketika mereka mendengar tentang kesombongan ayah mereka, para Dewa lalu membawa kakak dan adik tersebut ke angkasa dan menyuruh mereka untuk bekerja. Sol mengendarai kereta yang membawa matahari melintasi angkasa, dan dia mengendarainya begitu cepat di angkasa di atas negeri utara karena ia dikejar oleh serigala raksasa setiap hari. Moon juga bekerja di angkasa setiap malam, tapi ia tidak terburu-buru karena ia tidak diganggu.
Para dewa memberikan satu jalur dari bumi menuju surga. Itulah jembatan yang muncul di langit sebagai pelangi dengan lengkung yang indah dan warna cemerlang yang merupakan tanda yang diciptakan  oleh para dewa. Namun, pelangi tidak berlangsung selamanya, karena akan ada kehancuran ketika orang-orang Muspell mencoba untuk menyeberang ke surga.